Sabtu, 07 Mei 2016

Kefir,Sejarah dan Manfaatnya bagi Kesehatan


           Kefir merupakan salah satu produk fermentasi susu yang difermentasi dengan menggunakan kefir grain. Kefir merupakan  minuman tradisional yang populer di timur tengah. Kata kefir berasal dari bahasa turki “Keyif” yang berarti perasaan baik. Hal ini disebabkan karena manfaat kesehatan yang diperoleh dari mengonsumsi kefir. (Trenev dan Chaitow, 2002).
Kefir berasal dari pegunungan Caucasus di daerah bekas Uni Soviet di Asia Tengah dan telah dikonsumsi selama ribuan tahun. Meskipun kefir hanya ditemukan di beberapa tempat di dunia, kefir sangat populer di wilayah bekas Uni Soviet, Hungaria dan Polandia selama bertahun-tahun. Kefir juga cukup terkenal di Swedia, Norwegia, Finlandia, Jerman, Yunani, Austria, Brazil dan Israel. Popularitas kefir juga sedang berkembang di Amerika dan Jepang. Di banyak negara, produk berbahan kefir juga diproduksi. (Kroger, 1993)
Kefir serupa dengan yoghurt, tetapi kefir mengandung sekitar 60 jenis mikroba  tidak sepertiyoghurt yang hanya mengandung beberapa jenis mikroba saja. Kefir mengandung kultur aktif normal flora yang dibuat dari yang dibuat dari strain mikroorganisme yang beragam yang membantu menanggulangi organisme patogen, mengisi kembali saluran pencernaa dan membantu proses pencernaan. Mikroorganisme pada kefir mencena terlebih dahulu kefir dalam susu sehingga meningkatkan pencernaan dan penyerapan protein. Mikroorganisme tersebut juga menggunakan laktosa untuk memfermentasi kefir, sehingga orang yang mengalami lactose intolerance dapat mengonsumsi kefir. (Oties dan Cagindi, 2003)
            Terdapat beberapa metode yang dapatdigunakan untuk membuat kefir, seperti metode tradisional yang menggunakan kefir grain dan metode produksi secara industri yang menggunakan kultur yang telah diseleksi. Saat ini, para peneliti sedang mempelajari teknik modern untuk memproduksi kefir dengan karakteristik yang sama dengan kefir tradisional. Kefir dapat dibuat dari berbagai macam susu seperti susu sapi, susu kambing, susu domba, susu kelapa/santan, dan susu kedelai. (Oties dan Cagindi, 2003)
            Komposisi kefir berbeda-beda dan tidak dapat didefinisikan secara pasti. Hal ini tergantung sumber dan kandungan lemak susu, komposisi kultur dan teknologi pengolahan yang digunakan. Produk utama yang terbentuk pada saat proses fermentasi kefiradalah asam laktat, CO2 dan alkohol. Selain itu, juga terdapat senyawa aromatik pada kefir, yaitu diasetil dan asetaldehid yang diproduksi oleh bakteri Leuconostoc sp.dan strain lactis subsp. diacetylactis. pH kefir adalah sekitar 4,2-4,6 (Odet, 1995).
            Selain itu, mikroorganisme pada kefir juga memproduksi vitamin, mineral dan asam amino esensial yang membantu memulihkan dan menjaga fungsi tubuh. Kefir juga mengandung protein yang lengkap yang sebagian telah dipecah sehingga memudahkannya untuk dicerna oleh tubuh (Saloff-Coste, 1996).

            Banyak peneliti telah mempelajari manfaat kesehatan dari mengonsumsi kefir. Konsumsi kefir yang telah dilakukan selama ribuan tahun menunjukkan bahwa mikroorganisme dalam kefir bukan patogen. Kefir digunakan di rumah sakit-rumah sakit untuk berbagai macam kondisi, termasuk gangguan metabolisme, atherosclerosis dan penyakit-penyakit alergi dinegara bekas Uni Soviet (Koroleva, 1988).  Kefir bahkan digunakan untuk perawata tuberculosis, kanker dan gangguan gastrointestinal ketika perawatan modern tidak tersedia dan juga dianggap berhubungan dengan umur panjang di Caucasus (Cevikbas, 1994). Konsumsi kefir secara teratur dapat membantu meringankan berbagai jenis gangguan usus, melancarkan buang air besar, mengurangi flatulensi dan membentuk sistem pencernaan yang lebih sehat (Oties dan Cagindi, 2003).

Referensi

Cevikbas, A. (1994). Antitumoral, Antibacterial and Antifungal Activities of Kefir and Kefir Grain. Phytother Res, 8, 78-82.
Koroleva, N. S. (1988). Technology of Kefir and Kumys. IDF Bull, 227, 96-100.
Kroger, M. (1993). Kefir. Cultured Dairy Product, 28, 26-29.
Odet, G. (1995). Fermented Milks. IDF Bull, 300, 98-100.
Oties dan Cagindi. (2003). Kefir : A Probiotic Dairy-Composition, Nutritional and Therapeutic Aspects. Pakistan Journal of Nutrition 2, 2, 54-59.
Saloff-Coste, C. J. (1996). Kefir. Danone World Newsletter, 11.
Trenev dan Chaitow. (2002). Natasha Trenev Website. Retrieved January 16, 2014, from www.natren.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar