Persaingan di industri pangan menjadi semakin
kompetitif setiap harinya. Hal ini dapat diamati dari semakin banyaknya produk
makanan dan minuman dengan berbagai merek yang beredar di pasaran. Di tahun
2016 ini, semakin banyak muncul produk pangan dari produsen-produsen baru yang sedang
gencar-gencarnya mencari pelanggan. Di sisi lain, para pemain lama di industri
pangan juga tidak ingin ketinggalan. Mereka mulai meluncurkan produk-produk
baru untuk merespon penantang di pasar. Kondisi pasar yang ketat ini membuat
industri pangan menjadi industri yang padat.
Banyaknya para produsen yang telah menguasai pangsa
pasar, membuat industri pangan memiliki hambatan masuk yang tinggi. Para
produsen baru akan kesulitan memasuki pasar karena industri telah di
komoditasi. Kompetisi yang terjadi dalam industri pangan juga sangan intens.
Produsen baru yang ingin memasuki industri ini harus siap bersaing dengan para
pemain lama dan pemain baru. Bukan tidak mungkin produsen dengan modal yang
besar akan berusaha menghalangi dan “membunuh” produsen baru yang ingin
berusaha masuk ke pasarnya. Di sisi lain, konsumen dalam industri pangan
memiliki daya tawar yang tinggi. Saat ini, hamper tidak ada produk makanan atau
minuman yang benar-benar unik dan berbeda signifikan dengan produk lain. Hal
ini membuat konsumen mudah untuk melakukan subtitusi produk jika produk yang
selama ini mereka konsumsi sudah tidak seseuai dengan harapan mereka. Hal-hal
ini membuat industri pangan menjadi industri yang kurang atraktif untuk
dimasuki.
Apabila seorang produsen ingin masuk ke industri
pangan, salah satu cara untuk meraih sukses dan memenangkan kompetisi adalah
dengan berhenti mencoba mengalahkan competitor lain. Secara umum, kondisi pasar
dapat dibagi menjadi dua jenis dan diumpamakan sebagai red oceans dan blue oceans. Red
oceans merepresentasikan semua industri yang sudah ada saat ini. Ini
merupakan ruang pasar yang telah diketahui. Di sisi lain, blue oceans merupakan gambaran dari industri yang belum ada saat
ini. Ini merupakan ruang pasar yang belum diketahui.
Dalam red
oceans, batas-batas industri telah ditetapkan dan disetujui, serta aturan
berkompetisi juga telah diketahui. Di red
oceans, setiap perusahaan berusaha menjadi lebih baik dari rival-rivalnya
untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar. Ketika ruang pasar menjadi sesak,
prospek keuntungan dan pertumbuhan menjadi berkurang. Produk menjadi komoditas
dan persaingan yang intens membuat red
oceans menjadi semakin merah.
Kebalikannya, blue
oceans didefinisikan sebagi ruang pasar yang belum pernah tersentuh
sebelumnya. Disini, para pengusaha menciptakan permintaan konsumen terhadap
produk yang belum ada sebelumnya dan menciptakan peluang untuk pertumbuhan yang
menguntungkan. Blue oceans dapat diciptakan dengan menmbuat
batasan-batasan baru diluar industri yang ada atau memperluas batasan industri
yang ada. Dalam blue oceans aturan
kompetisi masih belum diketahui dan menunggu untuk diatur.
Untuk menciptakan blue
oceans, suatu perusahaan perlu
menciptakan value innovation. Value
innovation merupakan inti strategi blue
oceans. Value innovation merupakan strategi perusahaan yang berfokus pada
penciptaan nilai (value) yang berbeda
dan lebih menguntungkan baik bagi konsumen maupun perusahaan dengan membuka
ruang pasar yang baru. Value innovation menempatkan
nilai dan inovasi dalam posisi yang setara. Nilai tanpa inovasi cenderung jatuh
dalam value creation, sesuatu yang
meningkatkan nilai produk tetapi tidak cukup untuk membuat suatu perusahaan
bertahan di pasar. Inovasi tanpa value cenderung
menjadi produk yang technology-driven, dimana
produk tersebut belum tentu dapat menjawab masalah konsumen. Sederhananya, value innovation adalah bagaimana cara
perusahaan untuk menurunkan cost produksi
dan secara bersamaan meningkatkan value bagi
konsumen secara simultan.
Value bagi
konsumen pada dasarnya berasal dari penggunaan dan harga produk yang
ditawarkan, sedangkan value bagi
perusahaan berasal dari harga jual dan cost
structure. Dalam value innovation,
value bagi konsumen ditingkatkan dengan menambah dan membuat elemen dalam
industri yang belum pernah ditawarkan sebelumnya, sementara penghematan biaya
dapat dilakukan oleh perusahaan dibuat dengan menghilangkan dan mengurangi
factor-faktor yang menjadi kompetisi utama dalam industri. Oleh karenanya, value innovation hanya dapat diperoleh
ketika semua sistem penggunaan, harga, dan cost
activities perusahaan diatur dengan efektif dan seefisien mungkin.
Referensi
Kim, Chan W., Mauborgne, Renee. 2005. Blue Ocean Strategy.Boston :
Harvard Business School Press.
Faruq,
BalasHapusAku beberapa kali berkunjung ke blogmu. Tidak ada tulisan tentang manajemen dan peraturan pangan dalam blogmu dan tidak ada tambahan tulisan sejak akhir Juni 2016. Ini kunjungan terakhir dalam perioda sekarang. Jangan berhenti mengisi blog ini. Isilah secara teratur dengan info atau pengetahuan yang up-to-date. Jangan sekadar copy-paste. Semoga selalu sukses!
Sampai jumpa di semester mendatang.
ak