Minggu, 26 Juni 2016

Menerapkan Strategi Blue Ocean di Industri Pangan


Persaingan di industri pangan menjadi semakin kompetitif setiap harinya. Hal ini dapat diamati dari semakin banyaknya produk makanan dan minuman dengan berbagai merek yang beredar di pasaran. Di tahun 2016 ini, semakin banyak muncul produk pangan dari produsen-produsen baru yang sedang gencar-gencarnya mencari pelanggan. Di sisi lain, para pemain lama di industri pangan juga tidak ingin ketinggalan. Mereka mulai meluncurkan produk-produk baru untuk merespon penantang di pasar. Kondisi pasar yang ketat ini membuat industri pangan menjadi industri yang padat.

Banyaknya para produsen yang telah menguasai pangsa pasar, membuat industri pangan memiliki hambatan masuk yang tinggi. Para produsen baru akan kesulitan memasuki pasar karena industri telah di komoditasi. Kompetisi yang terjadi dalam industri pangan juga sangan intens. Produsen baru yang ingin memasuki industri ini harus siap bersaing dengan para pemain lama dan pemain baru. Bukan tidak mungkin produsen dengan modal yang besar akan berusaha menghalangi dan “membunuh” produsen baru yang ingin berusaha masuk ke pasarnya. Di sisi lain, konsumen dalam industri pangan memiliki daya tawar yang tinggi. Saat ini, hamper tidak ada produk makanan atau minuman yang benar-benar unik dan berbeda signifikan dengan produk lain. Hal ini membuat konsumen mudah untuk melakukan subtitusi produk jika produk yang selama ini mereka konsumsi sudah tidak seseuai dengan harapan mereka. Hal-hal ini membuat industri pangan menjadi industri yang kurang atraktif untuk dimasuki.
Apabila seorang produsen ingin masuk ke industri pangan, salah satu cara untuk meraih sukses dan memenangkan kompetisi adalah dengan berhenti mencoba mengalahkan competitor lain. Secara umum, kondisi pasar dapat dibagi menjadi dua jenis dan diumpamakan sebagai red oceans dan blue oceans. Red oceans merepresentasikan semua industri yang sudah ada saat ini. Ini merupakan ruang pasar yang telah diketahui. Di sisi lain, blue oceans merupakan gambaran dari industri yang belum ada saat ini. Ini merupakan ruang pasar yang belum diketahui.
Dalam red oceans, batas-batas industri telah ditetapkan dan disetujui, serta aturan berkompetisi juga telah diketahui. Di red oceans, setiap perusahaan berusaha menjadi lebih baik dari rival-rivalnya untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar. Ketika ruang pasar menjadi sesak, prospek keuntungan dan pertumbuhan menjadi berkurang. Produk menjadi komoditas dan persaingan yang intens membuat red oceans menjadi semakin merah.
Kebalikannya, blue oceans didefinisikan sebagi ruang pasar yang belum pernah tersentuh sebelumnya. Disini, para pengusaha menciptakan permintaan konsumen terhadap produk yang belum ada sebelumnya dan menciptakan peluang untuk pertumbuhan yang menguntungkan. Blue oceans  dapat diciptakan dengan menmbuat batasan-batasan baru diluar industri yang ada atau memperluas batasan industri yang ada. Dalam blue oceans aturan kompetisi masih belum diketahui dan menunggu untuk diatur.
Untuk menciptakan blue oceans,  suatu perusahaan perlu menciptakan value innovation. Value innovation merupakan inti strategi blue oceans. Value innovation merupakan strategi perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai (value) yang berbeda dan lebih menguntungkan baik bagi konsumen maupun perusahaan dengan membuka ruang pasar yang baru. Value innovation menempatkan nilai dan inovasi dalam posisi yang setara. Nilai tanpa inovasi cenderung jatuh dalam value creation, sesuatu yang meningkatkan nilai produk tetapi tidak cukup untuk membuat suatu perusahaan bertahan di pasar. Inovasi tanpa value cenderung menjadi produk yang technology-driven, dimana produk tersebut belum tentu dapat menjawab masalah konsumen. Sederhananya, value innovation adalah bagaimana cara perusahaan untuk menurunkan cost produksi dan secara bersamaan meningkatkan value bagi konsumen secara simultan.
Value bagi konsumen pada dasarnya berasal dari penggunaan dan harga produk yang ditawarkan, sedangkan value bagi perusahaan berasal dari harga jual dan cost structure. Dalam value innovation, value bagi konsumen ditingkatkan dengan menambah dan membuat elemen dalam industri yang belum pernah ditawarkan sebelumnya, sementara penghematan biaya dapat dilakukan oleh perusahaan dibuat dengan menghilangkan dan mengurangi factor-faktor yang menjadi kompetisi utama dalam industri. Oleh karenanya, value innovation hanya dapat diperoleh ketika semua sistem penggunaan, harga, dan cost activities perusahaan diatur dengan efektif dan seefisien mungkin.
Referensi

Kim, Chan W., Mauborgne, Renee. 2005. Blue Ocean Strategy.Boston : Harvard Business School Press.

1 komentar:

  1. Faruq,

    Aku beberapa kali berkunjung ke blogmu. Tidak ada tulisan tentang manajemen dan peraturan pangan dalam blogmu dan tidak ada tambahan tulisan sejak akhir Juni 2016. Ini kunjungan terakhir dalam perioda sekarang. Jangan berhenti mengisi blog ini. Isilah secara teratur dengan info atau pengetahuan yang up-to-date. Jangan sekadar copy-paste. Semoga selalu sukses!


    Sampai jumpa di semester mendatang.

    ak

    BalasHapus